top of page

Satukan Dukungan untuk Pesawat R80 Pesawat Buatan Indonesia Pertama

Penulis Maria Imaculata Wintang Taraswati | Foto Peter Jaya Satyo


BEPPU - Akhirnya setelah sekian lama menunggu, salah satu cita-cita Indonesia yang belum tercapai sebentar lagi akan sampai di titik terang. Pesawat R80 yang dirancang oleh Presiden Republik Indonesia yang ke 3, B.J. Habibie, dan dibangun oleh PT. Regio Aviasi Industri yang didirikan oleh putra sulungnya, Ilham Habibie, akan segera mewujudkan bangkitnya teknologi Indonesia.


​Nama pesawat R80 mengandung makna R untuk Rakyat dan 80 adalah kapasitas penumpang pesawat tersebut. Pesawat ini pun sudah kebanjiran pesanan, sampai saat ini pesawat asli buatan Indonesia pertama tersebut sudah dipesan lebih dari 150 unit. Dikutip dari kitabisa.com, total biaya pembuatan prototype pesawat ini bisa mencapai lebih dari Rp 200 Milyar. Sedangkan seluruh biaya produksi pesawat membutuhkan dana sekitar 20 trilyun rupiah. Untuk itu, kitabisa.com dan ceknricek.com telah bekerja sama untuk menggalang dana dan dukungan dari publik. Puluhan ribu orang dari berbagai kalangan telah ikut berkontribusi dalam ‘patungan’ bersama ini.



​Pada hari Senin (8/1), CEO ceknricek.com, Fikar Rizky Mohammad dan Presiden Aliansi Strategis Hubungan Indonesia Jepang yang juga merupakan Alumni APUINA angkatan 9, Ananda Setiyo Ivannanto, telah menyempatkan waktu hadir ke APU untuk menggalang dukungan serta memberikan inspirasi bagi kita para perantau yang sedang menuntut ilmu di negri seberang. Menurut keterangan Fikar, ceknricek.com akan menggalang dana di beberapa kota besar dengan jumlah diaspora Indonesia yang dikiranya cukup besar yaitu Madrid, San Fransisco, Melbourne, dan Tokyo. Acara penggalangan dana tersebut diberi nama Diaspora Summit, dengan puncak acara yang akan diselenggarakan di Tokyo, bulan Agustus 2018 mendatang.


​Sebagai bentuk dukungannya, ia mengajak seluruh warga APU INA untuk berfoto dengan selembar kertas bertuliskan ‘Saya diaspora / perantau Indonesia di Jepang. Saya akan dukung dan donasi R80 pada Indonesia Diaspora Summit by CNR.’, dan dibagikan di media sosial dengan tujuan agar seluruh masyarakat Indonesia tahu dan ikut mendukung proyek pembangunan di bidang teknologi dan transportasi ini. “Crowdfunding ini bukan nominalnya yang kita cari, melainkan lebih ke dukungan moralnya.” Ujar Fikar. Ia menuturkan bahwa ia akan sangat menghargai segala bentuk dukungan yang diberikan kepada Diaspora Summit ini. “Menjadi suatu kehormatan, APU adalah universitas pertama yang dihadiri untuk penggalangan dana ini.” Ujar Hafiz, Ketua APUINA 2016-2017.





Sebagai penutup, walaupun jauh dari tanah air, bukan berarti kita tidak bisa ikut berpartisipasi dalam pembangunan negara. Khususunya, sebagai insan muda kita mempunyai tanggung jawab untuk bahu membahu menyatukan langkah untuk meneruskan cita-cita luhur bangsa. Berangkat dari betapa besar peran kita bagi kemajuan bangsa, maka sudah hakikatnya kita lebih memaknai segala kesempatan dan meneguhkan tekad dengan harapan untuk membuka jalan yang lebih baik. Konkritnya, dengan usaha kecil seperti menorehkan kontribusi dalam Indonesian Diaspora Summit ini dapat menjadi bukti kecintaan kita kepada tanah air.


​Nah, untuk itu bagi teman-teman warga APUINA yang ingin berpartisipasi dalam Diaspora Summit dapat menghubungi Hafiz Farizi, kami tunggu kontribusi kalian!




1 view0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page