Ruang dan waktu memisahkan, apakah cinta kita dipisahkan pula?
Penulis Maria Imaculata Wintang Taraswati | Foto Adianto Tanata
Bukanlah perkara mudah bila sepasang kekasih dipisahkan oleh jarak dan waktu. Pada hakikatnya, Long Distance Relationship atau LDR berarti harus siap untuk menahan rindu bertemu sang kekasih dan membangun komitmen satu sama lain. Perlu banyak perjuangan bahkan pengorbanan besar untuk mepertahankan suatu hubungan. Jika tidak kuat iman, tentunya bisa menjadi berat dan menyakitkan. Namun, walaupun kelihatannya sulit, bukan berarti LDR adalah hal yang mustahil, banyak pejuang LDR di Beppu yang tetap setia dan berbesar hati memperjuangkan cinta mereka. Apa sih rahasianya? Yuk kita simak!
Q: Udah berapa lama pacaran? Pacarnya dimana?
Novi: “Udah 9 tahun pacaran. Pacarnya di Singapura.”
Habibah: “Sekitar 6 tahun. Dia di Makassar.”
Andra: “2 tahunan. Dia di Jakarta.”
Q: Perasaannya waktu akan LDR gimana sih
Novi: “Pessimistic sih. We knew it was gonna be hard and didn't expect much to be honest. But we just tried our best. It helps that we had a strong foundation of 5 years before we started LDR.”
Habibah: “Sedih sudah pasti. Tapi hal ini udah kita bicarakan dari 2 tahun sebelum kita LDR, jadi mungkin lebih ready meskipun masa-masa awal lumayan berat.”
Andra: “Ya sedih sih awalnya tapi yasudah mau diapaain lagi jadi mencoba saja.”
Q: Bagaimana cara kamu mepertahankan LDR ini?
Novi: "I think communication is key! We make sure to make time for each other to Skype everyday, and of course texting is very important. Try to include them in your life by telling them everything, even those minor details yang nggak penting. Also try to do something in common together, like watching a TV series together on Skype. It allows some bonding time and a common topic.”
Habibah: ”Untuk mempertahankan, Kita harus jaga communication and trust. Tapi kedua ini paling penting sekaligus paling susah.”
Andra: “Sebenernyaa sih kalau buat gue nggak ada cara spesifik gitu sih. Saling percaya dan jalanin aja dengan niat hahaha.”
Q: Gimana tips kamu mengatasi kangen sama doi?
Novi: “Again skype! Skype is a godsend. And actually after a while you'll get used to LDR sih. First few months are always the hardest.”
Habibah: “Bikin kesepakatan buat jadwal komunikasi soalnya kita sama-sama sibuk. But personally, kangen bukan hal yang sangat perlu untuk diatasi tapi justru dinikmati.”
Andra: “Pasti dengan call sih. Cuman kalau jauh pasti akan selalu ada rasa kangen.”
Q: Pernah nggak merasa jenuh atau berantem? Kalau pernah, bagaimana cara mengatasinya?
Novi: “Pasti pernah sih. It's only normal. I think it's important to always talk things out and solve them asap. Don't ignore each other, because it will only make things worse since you can't meet physically and the only contact is digital.”
Habibah: ”Tanpa LDR pun, semua hubungan pasti ada moment-moment crisis. Tapi mungkin karena sekarang dia jauh, untuk mempermasalahkan sesuatu, kita harus dipikir matang-matang dulu. Untuk ngatasinnya, kita selalu negosiasi personal interest masing-masing untuk cari win-win solution bareng.”
Andra: ”Pasti pernah. Mungkin kalo untuk mengatasinya pasti harus dengan komunikasi dengan jelas biar bener-bener tuntas apalagi kalo LDR paling jelas kan via call. Mungkin harus lebih bersabar dan juga harus bisa percaya dan kompromi.”
Q: Menurut kamu ada nggak manfaat dari LDR?
Novi: “You'll grow a lot as an individual, and won't be as reliant on your partner. You will still have your space and you don't have to choose between spending time with your friends or your partner.”
Habibah: ”Melatih kesabaran dan mungkin bisa berfikir lebih dewasa. Disini kita juga bisa melihat sejauh mana kita mau saling berjuang.“
Andra: “Manfaat utama sih gue jadi lebih bisa explore dan fokus sama hidup gue di Beppu. Jadi bisa lebih belajar tentang diri sendiri juga kalo buat gue personally.”
Q: Kalau gitu, ada pesan untu teman-teman yang sedang menjalin hubungan LDR atau masih ragu dengan LDR?
Novi: ”Stay strong aja. It's difficult to be in a LDR, but then again every relationship is difficult, LDR or not. It takes two hands to clap so it's important that you and your partner are on the same page if you guys want to try LDR. Meaning: if your partner is serious and you're not, it's not gonna work and vice versa.”
Habibah: “LDR is about commitment and communication, and personally, LDR itu 1 atau 0. Kalau ragu, mending tinggalkan. Buat temen-temen yang tetep mau maju, kalau kata Propertuis "absence makes the heart grow fonder".
Andra: ”Kalau pesan spesifik mungkin nggak ada sih. Cuman kalau bener-bener ada niat, nggak ada salahhnya mencoba LDR lho.”
Jadi, bagaimana dengan kalian, teman-teman? Ternyata LDR itu tidak sesulit apa yang kita bayangkan sebelumnya. Asalkan siap untuk berkomitmen, dari LDR kita dapat memaknai cinta dengan lebih mendalam. Begitu halnya di Hari Kasih Sayang ini semoga cinta para pejuang LDR di Beppu semakin dikuatkan. Happy Valentine’s Day!