top of page

Mengembangkan Karir Bersama Dea Karina Artikasih

Penulis: Ihsan Ananta


​Di edisi kali ini kami berkesempatan untuk mewawancarai salah satu alumni APUINA, Dea Karina Artikasih - angkatan 14 yang telah lulus di tahun 2010. Saat ini, wanita yang akrab dipanggil Dea ini sedang berkarir di ASEAN Secretariat selama kurang lebih 5 tahun dan baru saja terpilih sebagai Ketua APUINA Alumni.



​Sejak tahun 2013, Dea telah bekerja di ASEAN Secretariat sebagai bagian dari Fund Management Team yang mengelola dana bantuan dari Jepang dengan jumlah lebih dari 650 juta US Dollar untuk negara-negara ASEAN. Salah satu kewajiban yang ia jalankan adalah memfasilitasi negara-negara anggota ASEAN untuk membuat project proposal dengan prosedur yang telah disepakati oleh kedua belah negara. 

Tak hanya itu, Dea juga bertanggung jawab dalam mengawasi implementasi dari seluruh proyek melalui monitoring visit. “Saya sangat menikmati pekerjaan saya karena sesuai dengan passion dan educational background yang saya miliki.” ujar Dea yang dulu mengambil jurusan APS dengan fokus studi International Relations.

Salah satu kegiatan yang dapat membimbingnya untuk berkarir di bidang tersebut ialah minatnya dalam mengikuti berbagai kegiatan organisasi dan volunteer yang ditekuni sejak kuliah di APU hingga sekarang. Sejak tahun pertama di APU, Dea telah berpartisipasi dalam Indonesian Week baik sebagai performers setiap tahunnya maupun sebagai panitia di saat angkatannya diberi kesempatan untuk menyelenggarakan acara tersebut. Selain itu, di bidang sosial, Dea juga sempat aktif dalam kepengurusan salah satu NGO yang dibentuk oleh alumni APUINA, yakni Hoshizora Foundation. Dea mengungkapkan bahwa kecintaannya dalam kegiatan volunteer bermula saat kerja paruh waktu bersama anak-anak disabled di Beppu.



“Awalnya di Beppu ada banyak banget pengalaman volunteer part time main bersama anak-anak disabled.” ujar Dea. Kiprahnya dalam kegiatan sosial pun - terutama di bidang pendidikan - tidak berhenti di APU. Setelah menuntaskan kuliah S2-nya di Australia, bersama teman-temannya Dea bergabung dengan Komunitas Sahabat Anak dan Kelas Inspirasi di Jakarta. Salah satu kegiatannya adalah mengajar anak-anak yang tinggal di dekat rel kereta api dan anak-anak jalanan. Lalu mengenai Kelas Inspirasi, Dea bercerita bahwa “program ini bisa dibilang ‘adiknya’ Indonesia Mengajar, bedanya program ini lebih singkat, kita cuti satu hari cuti lalu ditempatkan di sekolah-sekolah pinggiran untuk cerita tentang pekerjaan kita dan menginspirasi mereka untuk berani bercita-cita bahwa ada loh berbagai pekerjaan seperti ini, dan jangan takut bemimpi.”

Saat melanjutkan pendidikan di Griffith University Australia Dea juga menjadi bagian Ikatan Mahasiswa Indonesia di universitas dan terlibat untuk mengadakan acara kebudayaan, tukar pikiran dengan mahasiswa universitas lain atau volunteer untuk korban-korban banjir besar di Brisbane.


Berbekal berbagai macam pengalaman organisasi dan karir yang cemerlang, belum ama ini Dea terpilih sebagai Ketua APUINA Alumni tahun 2018. Sebagai Ketua tahun ini Dea percaya bahwa dengan memaksimalkan potensi yang APUINA Alumni miliki dan meningkatkan sense of belonging kita sebagai satu komunitas, APUINA Alumni bisa berperan penting untuk memberikan support kepada teman-teman baik yang di Jepang maupun yang sudah lulus. Dea yakin bahwa alumni adalah aset penting untuk universitas dan hanya alumni yang akan memberi dukungan maksimal untuk almamaternya. Asosiasi alumni yang aktif bisa menciptakan hubungan yang menguntungkan tidak hanya untuk para alumni tapi juga mahasiswa dan universitas.

“Saya ingin meningkatkan awareness tentang eksistensi APUINA alumni terutama untuk generasi-generasi muda APUINA. Kita tidak harus menunggu teman-teman lulus untuk mengetahui APUINA alumni. Pengalaman pribadi saya sebelum berangkat ke Jepang, Mbak Era dari kantor APU Indonesia akan mengadakan briefing. Kita bisa menggunakan kesempatan itu untuk bertemu langsung dengan calon-calon alumni APUINA dan menjelaskan secara singkat tentang APUINA dan dukungan apa yang bisa kita berikan kepada mereka saat mereka berada di Jepang. Mungkin kita bisa sharing pengalaman kita saat menyelenggarakan Indonesian Week, atau mungkin kita bisa menawarkan kesempatan magang di perusahaan-perusahaan tempat alumni bekerja saat ini.”

Sebagai penutup kepada teman-teman APUINA, Dea bekenan untuk berbagi tips untuk merancang karir setelah lulus nanti yang wajib disimak.

How to build your career? 1. Temukan passionmu, pilih career path yang spesifik Menurut Dea, sejak awal Dea sudah mengetahui secara spesifik keinginannya untuk berkarir di non-profit organization mulai dari embassy hingga regional organization.

2. Perbanyak practical experience selama di APU Kegiatan semacam internship, circle, organisasai, akan membantu untuk mengembangkan keterampilan management dan leadership.

3. Develop critical thinking as well as ability to negotiate and argue Selama kuliah sebisa mungkin coba untuk aktif di kelas dengan berkontribusi dalam diskusi yang positif dan konstruktif sehingga kita terbiasa untuk berpikir kritis dan mengendalikan diri dalam komunikasi dua arah.

4. Lakukan konsultasi dengan profesor-profesor di kampus Dea menyatakan bahwa semasa mengambil kelas Zemi di APU, ia sering berkonsultasi dengan Prof. Progler mengenai keinginannya untuk melanjutkan studi graduate school. Coba Tanya mengenai hal-hal yang direkomendasikan oleh profesor. Dengan fokus yang diinginkan,  saat itu ia mendapat saran untuk melanjutkan di Griffith University, Australia. Pada semester terakhir, Dea segera mendaftarkan diri karena keinginannya untuk langsung sekolah tanpa gap year dan pada bulan Desember, Dea sudah lanjut untuk kuliah S2.

5. Never give up! Menurut Dea, pekerjaan yang kamu dapatkan pertama kali nanti mungkin saja bukan dream job untukmu. Namun, jangan pernah menyerah dan terus berusaha yang terbaik karena pelan tapi pasti kalian akan bisa mencapai karir impian!

190 views0 comments
bottom of page