top of page

Berkenalan dengan Nahkoda Kabinet APU INA 2017/2018

Updated: Jan 3, 2020

Penulis Siti Zulfa Azzahra | Pewawancara Maria Imaculata Wintang Taraswati | Foto ​Peter Jaya Satyo


Halo warga APU Ina! Seperti yang kita ketahui, baru-baru ini terjadi pergantian kabinet APU Ina, yang dulunya diketuai oleh Ilham Haidar, sekarang digantikan oleh Muhammad Hafiz Farizi, atau yang biasa dipanggil Hafiz, dengan Riandra Rifqi Harahap sebagai wakilnya, yang biasa dipanggil Andra. Tahun ini, tidak hanya susunan anggota kabinet yang sepenuhnya baru, namun dengar-dengar juga ada beberapa divisi yang dirombak lho! Kali ini, Divisi Media dan Pers berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Hafiz dan Andra tentang kabinet baru yang akan berjalan selama setahun mendatang. Yuk, kita simak!



Sebagai ketua, Hafiz merasa sangat humbled karena sudah diberi kepercayaan oleh anggota APU Ina untuk memimpin APU Ina selama setahun ke depan. Pria alumnus SMAN 3 Yogyakarta ini juga menekankan bahwa menjadi ketua bukan sebagai orang yang (posisinya) ada di atas, melainkan bagaimana harus melayani anggota-anggotanya. Lebih lanjut lagi, Hafiz berujar, “Sebenarnya kami tidak ada interest yang sebegitu besar, tapi pada suatu saat kami melihat dari dalam APU Ina harus dikembangkan supaya manfaatnya bisa dirasakan oleh lebih banyak pihak, maka dari itu Saya dan Andra memutuskan untuk menjadi Ketua serta Wakil Ketua APU Ina untuk mengubah APU Ina menjadi organisasi yang lebih baik.” Sementara itu, Andra sendiri berujar, “Rasanya senang dipercaya oleh warga APU Ina.” Pria kelahiran Jakarta, 9 Oktober 1997 ini juga mengungkapkan bahwa ia mendapatkan tanggung jawab yang lebih untuk mengawasi dan membimbing seluruh warga APU Ina dengan terpilihnya ia sebagai wakil ketua.


Hafiz mengungkapkan bahwa ia sejak awal memang sudah terpikir untuk menjadikan Andra sebagai wakilnya, dan sebelum ia maju pun mereka sudah memikirkan tentang program-program baru ke depannya nanti. “Kita melihat mana yang masih kurang dan masih bisa diubah,” tambah Andra. Selanjutnya, Hafiz mengakui bahwa kabinet sebelumnya sudah memberikan banyak sekali improvement untuk APU Ina, dan kabinet ini akan melanjutkan improvement tersebut dan mengisi celah-celah yang ada.



Selanjutnya, mengenai visi dan misi, Hafiz menjelaskan bahwa ia ingin menekankan 3 aspek, yaitu edukasi, kaderisasi, dan kontinuitas. Wah, kayak gimana tuh? “Edukasi adalah satu aspek yang bisa ditingkatkan melalui banyak hal; kaderisasi dengan APU Ina secara struktur sebagai organisasi dengan ditujukan untuk melahirkan kader-kader baru, baik itu kader-kader untuk melanjutkan APU Ina itu sendiri, atau melatih kita sebagai kader untuk masuk ke dunia profesional dan masyarakat; kontinuitas karena kita melihat edukasi dan kaderisasi tidak bisa terputus, sehingga tidak selesai hanya dengan satu program atau proker melainkan harus diimplementasikan ke semua proker secara konsisten, sehingga begitu kabinet ini selesai harapannya kita masih bisa ngajarin adik-adik kita, dan saat kita jadi alumni kita masih bisa berkontribusi,” jelas Hafiz. Andra pun menambahkan bahwa mereka berdua ingin membangun fondasi dari visi-misi mereka. “Di tahun ini mungkin kita bisa selesaiin, tapi pasti ada beberapa program kerja yang tidak selesai dalam setahun, divisi-divisi ini diharapkan berlanjut ke generasi selanjutnya.”


Untuk mencapai visi-misi tersebut, ada beberapa hal yang dilakukan untuk mencapainya. Salah satunya dengan dibentuknya Divisi Edukasi untuk aspek edukasi. Bagaimana dengan aspek kaderisasi dan kontinuitas? “Untuk kaderisasi secara struktural dengan melibatkan siswa tahun pertama dan kedua, kita ingin melibatkan mereka dari awal dari proses pemikiran ide, dan perumusan program kerja dengan melibatkan mereka secara aktif; dan terakhir kontinuitas membangun fondasi untuk kabinet-kabinet selanjutnya,” papar Hafiz.


Mengenai perubahan divisi, Hafiz kembali memaparkan bahwa Divisi Publikasi serta Divisi Editorial disatukan menjadi Divisi Media Pers. Selain itu, Andra juga memaparkan bahwa Divisi Humaniora, Seni dan Kebudayaan diubah menjadi (Divisi) Seni dan Kebudayaan saja, dan Humaniora dimasukkan dalam Divisi Edukasi. Wah, kenapa tuh? “Karena edukasi itu sendiri bukan hanya akademik semata melainkan juga soft skill, dan Divisi Humaniora itu sendiri bersinggungan dengan fungsi edukasi yang ingin kita implementasikan,” jawab Andra. “Humaniora di kabinet yang lama nggak jalan, kenapa nggak dibuat divisi baru sehingga Divisi Seni Kebudayaan bisa lebih fokus dan tugas-tugas bisa terbagi lebih jelas,” tambah Hafiz.


Wah, begitu ya ternyata. Untuk divisi yang baru ini, Divisi Edukasi, kerjaannya bakal ngapain aja? “Secara besar ada 3 sub-divisi yaitu Academic Support dengan program tutor dan discussion; Website dan Database dengan tujuan untuk access informasi lebih mudah dan koneksi ke kakak kelas; dan yang terakhir Career Path Discovery dengan program Alumni Round Table Discussion, soft skill development contohnya membuat CV dan wawancara,” jawab Hafiz.

Terakhir, mengenai harapan untuk warga APU Ina, Andra berharap agar warga APU Ina dapat membanggakan Indonesia. “Tapi kalau internalnya sendiri, kita ingin warga APUina dapat fulfill potensinya melalui APU Ina atau di APU, supaya bisa menaikkan awareness terhadap negara Indonesia dan antar warga APUIna,” lanjut Andra. Sementara bagi Hafiz, ia berharap bahwa APU Ina bisa saling mengevaluasi dan mengimplementasi program kerja yang sudah dirancang. “Harapan terbesarnya, apa yang kita bawa ini dapat bermanfaat untuk warga APU Ina, dan bisa dibawa ke tahun-tahun berikutnya bila dirasa ada manfaatnya.”

Sekian wawancara dengan ketua dan wakil ketua kabinet APU Ina 2017/2018. Semangat untuk mereka berdua, dan semoga kabinet 2017/2018 dapat bekerja dengan baik selama setahun ke depan, serta memberi warna yang baru untuk APUIna!

4 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page